GOLONGAN
ASAM
ABSTRAK
Telah
dilakukan percobaan kimia farmasi dengan judul Golongan Asam pada tanggal 30
mei 2011. Adapun tujuannya adalah untuk mengidentifikasi golongan asam. Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu asam asetat (CH3COOH), asam
borat (H3BO3), asam salisilat (C7H6O3),
asetosal (C9H8O4), dan asam benzoate (C6H5COOH),
dan reagen penguji FeCl3 dan lain-lain. Hasil percobaan reaksi warna
yang dilakukan berbeda-beda, ada warna merah coklat, biru, ungu, putih, kuning,
orange, biru gelatin dan kuning emas.
ABSTRAC
Have been conducted by attempt of pharmacy chemistry with Sour
Faction title on 30 mei 2011. As for its target is to identify sour faction.
used materials on trial that is acetate acid (CH3COOH), sour of
borat (H3BO3), sour of salisilat (C7H6O3),
asetosal (C9H8O4), and acid of benzoate (C6H5COOH),
and reagen tester of Fecl3 and others. Result of attempt of conducted colour
reaction different each other, there is ruddling chocolate, blue, purple,
white, yellow, orange, blue of gelatine and turn yellow gold.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut
Arrenius asam adalah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H-.
sedangkan menurut Lowry, asam adalah proton donor dan basa adalah proton
akseptor.
Asam
dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan menjadi
tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam
dan basa memilki sifat-sifat yang berbeda-beda sehingga dapat menentukan sifat
suatu larutan.
Asam
asetat sejauh ini merupakan asam karboksilat yang penting diperdagangan,
industry dan laboratorium. Bentuk murninya disebut asam asetat glasial karena
senyawa ini menjadi padatan seperti es bila didinginkan. Asam asetat glasial
tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 70C), dengan bau
pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organic.
1.2. Tujuan
Percobaan
Untuk
mengidentifikasi golongan asam.
BAB II
DASAR TEORI
Asam
secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam defenisi modern, asam
adalah suatu sat yang dapat member proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat, asam borat, asam salisilat, asam benzoate dan
lain sebagainya (Widyanto, 2008).
Asam
asetat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organic yang dikenal sebagai
pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni disebut asam
asetat glasial adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku
16,70C. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industry
yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena
tereftalat, glukosa asetat dan polivinal asetat (Henry, 1974).
Asam
borat merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik,
dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau asam klorida pada boraks.
Dimana boraks adalah senyawa kimia natrium tetrabonat (NaB4O7),
berbentuk padat jika dilarutkan dalam air akan menjadi natrium hidroksida.
Boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika. Pemakaiannya dalam
obat-obatan seperti bedak, salep, dan lain-lain (Lide, 1981).
Asam
salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga biasa
disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol, atau 2-formilfenol. Senyawa ini
stabil, mudah terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam
kuat, dan pengoksidasi kuat (Widyanto, 2008).
Acetosal
atau asam asetilsalisilat adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang
sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri
minor), antiseptik (terhadap demam), dan anti inflamasi (peradangan). Acetosal
juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam
tempo lama untuk mencegah serangan jantung (Khopkar, 1990).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, lampu spiritus, spatel, cawan
porselen, kertas saring, rak tabung, dan penyepit tabung.
Bahan-bahan
yang digunakan adalah alkohol, gliserol, etanol, HCl, NaOH, Eter, Kloroform,
Fehling, Zwiker, AgNO3, H2SO4, NH4OH,
dan aqua bromata.
2.2.
Konstanta Fisik
1. Asam Asetat
CH3COOH
Titik didih : 118,10C
Titik lebur : 16,50C
Densitas : 1,049 g/cm3
2. Asam Borat
BM : 61,83
H3BO3
Sifat : beracun
3. Asam Salisilat O
Titik didih : 2110C
C
Titik leleh : 1590C OH
Densitas : 1, 44 g/cm3 OH
4. Acetosal
Titik didih : 1400C
Titik lebur : 1350C
5. Asam Benzoat
Titik didih : 2490C
Titik leleh : 122,40C
Densitas : 1,32 g/mol
2.3.
Cara Kerja
1) Asam
Asetat
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan asam asetat pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
merah coklat koloid
3. Ditambah lagi asam
asetat
4. Hilang menjadi ferri
oxy asetat
b. 1.
Dimasukkan asam asetat pada tabung reaksi dan tambah alkohol
2. Ditambah H2SO4
3. Dihasilkan bau etil
asetat
2) Asam
Borat
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
kuning
3. Ditambah NaOH
4. Ditambah FeCl3
5. Dihasilkan endapan
coklat
b. 1.
Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna
biru spiritus
c. 1.
Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
biru
d. 1.
Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan endapan hitam
e. 1.
Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah R. Nyala
2. Dihasilkan nyala
hijau (+)
3) Asam
Salisilat
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
ungu
b. 1.
Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah NaOH
2. Ditambah HCl
3. Dihasilkan warna
putih
c. 1.
Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah aqua bromata
2. Dihasilkan warna
putih
d. Reaksi
marquis
1. Dimasukkan
asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah formalin
2. Ditambah
H2SO4 pekat
3. Dihasilkan
warna merah rose/carmin
e. Reaksi
spica
1. Dimasukkan
asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah HNO3 5%
2. Diencerkan
3. Ditambah
NH4OH berlebih
4. Dihasilkan
warna kuning emas
f. 1.
Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
hijau
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan warna
biru hitam
g. 1.
Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah KING
2. Dihasilkan warna
orange
h. 1.
Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah alkohol
2. Ditambah zwikker B
3. Dihasilkan warna
hijau muda
4) Acetosal
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan acetosal pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dipanasi
3. Dihasilkan warna
violet
4. Ditambah asam
5. Dihasilkan warna
hilang
b. 1.
Dimasukkan acetosal pada tabung reaksi dan tambah Marquis
2. Dihasilkan warna
merah darah
c. Reaksi
Frohde
1. Ditambah
Ammonium Molybdat lalu tambah H2SO4 pekat
2. Dihasilkan
warna violet
3. Ditambah
diazo lalu tambah amil alkohol
4. Dihasilkan
warna tertarik
d. 1.
Dimasukkan acetosal pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan endapan
biru
e. 1.
Dimasukkan acetosal pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna
biru gelatin lama-lama biru kehijauan
5) Asam
Benzoat
-
Reaksi Warna
a. 1.
Dimasukkan asam benzoat pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
orange berlebih kuning
b. 1.
Dimasukkan asam benzoat pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
biru
c. Reaksi
parri menghasilkan warna (+) ungu
d. Carlety
menghasilkan warna coklat
e. 1.
Dimasukkan asam benzoat pada tabung reaksi dan tambah zwiker
2. Dihasilkan warna
biru
f. Esterifikasi
menghasilkan bau pisang ambon
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.
Data Pengamatan
v Asam
Asetat
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
|
Asam asetat + FeCl3
Asam asetat + HCl + FeCl3
Esterifikasi
Asam asetat + alkohol + H2SO4
|
Merah coklat
Warna bening
Bau etil asetat
|
v Asam
Borat
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
|
Asam borat + FeCl3 + NaOH + FeCl3
Asam borat + Fehling
Asam borat + Cuprifill
Asam borat + R. nyala
|
Kuning, Orange dan asam borat
tidak larut
Biru spiritus
Biru
Nyala hijau (+)
|
v Asam
Salisilat
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Asam salisilat + FeCl3
Asam salisilat + NaOH + HCl
Asam salisilat + Aqua bromata
Reaksi marquis
Asam salisilat + formalin + H2SO4(p)
Reaksi Spica
Asam salisilat + HNO3 + NH4OH
Asam salisilat + KING
Asam salisilat dalam alkohol + Zwiker B
|
Ungu
Putih
Putih
Merah
Biru hitam
Orange
Hijau muda
|
v Acetosal
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Acetosal + FeCl3 + asam
Acetosal + Marquis
Reaksi Frohde
Acetosal + Ammonium Molybdat +H2SO4(p)
Acetosal + diazo
Acetosal + Cuprifill
Acetosal + Fehling
|
Bila dipanasi violet ,warna
hilang
Merah darah setelah beberapa
waktu
Violet
Orange
Biru
Biru gelatin lama-lama biru
kehijauan
|
v Asam
Benzoat
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Asam benzoat + FeCl3
Asam benzoat + Cuprifill
Carlety
Asam benzoat + Zwiker
Esterifikasi
|
Orange
Biru
Coklat
Biru
Bau pisang ambon
|
3.2.
Pembahasan
Pada
pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan asam, membedakan sifat
asam serta reaksi-reaksi yang terjadi di dalamnya. Identifikasi zat dilakukan
meliputi reaksi warna, uji esterifikasi, dan uji nyala.
Uji
esterifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi analit. Langkah pertama dilakukan
adalah memasukkan analit secukupnya ke dalam tabung reaksi tambahkan asam
sulfat pekat sebagai katalisator kemudian panaskan dan amati baunya. Nyala
hijau pada reaksi nyala ini menandakan terbentuknya reaksi yang menyebabkan
nyala warna hijau tadi.
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan, hasil reaksi warna pada asam asetat, asam borat, asam
salisilat, acetosal, dan asam benzoate berbeda-beda, hanya saja pada asam borat
terjadi reaksi nyala yang dihasilkan nyala hijau (+).
BAB V
SIMPULAN DAN
SARAN
4.1.
Simpulan
Adapun
simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
1.
Asam adalah senyawa yang dalam
larutannya dapat menghasilkan ion H+
2.
Pada percobaan ini ada hasil yang tidak
sesuai, mungkin karena reagen kurang bagus
3.
Reaksi nyala yang menghasilkan nyala
hijau (+) terjadi pada percobaan asam borat.
4.2. Saran
Pada
saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang
diinginkan. Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan asam tersebut
secara benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Henry,
Leisester. 1974. The Historical
Background of Chemistry. Press; Semarang
Khopkar, S.M.
1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Universitas Indonesia. Press; Jakarta
Lide David.
1981. Hand Book of Chemistry and Physics.
Crs Press; Jakarta
Vogel. 1995. Kimia Farmasi Analisa Kualitatif. PT.
Media Pustaka; Jakarta
Widyanto. 2008. Chemistry Education. Pocket Kimia;
Jakarta
GOLONGAN FENOL
ABTRAK
Telah dilakukan percobaan pratikum kimia
farmasi yang berjudul gologan fenol pada tanggal 06 Juni 2011. Adapun golongan
fenol pada percobaan ini yaitu Nipagin (metil paraben), Nipasol (propil
paraben), ∞ Napthol, ρ
Napthol, dan Resorcin. Fenol adalah salah satu contoh disinfektan yang efektif
dalam membunuh kuman. Hasil reaksi warna yang diperoleh pada percobaan fenol
berbeda-beda, ada kuning, merah, biru, ungu coklat, putih, abu-abu, jingga dan
biru kehijauan. Reaksi umum pada fenol adalah reaksi warna Azo, reaksi marquis
dan reaksi muhlimann.
ABTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy
entitling fenol gologan on 06 June 2011. As for faction of fenol at this
attempt that is Nipagin (methyl of paraben), Nipasol (paraben propil), ∞
Napthol, ρ Napthol, and Resorcin. Fenol is one of the effective disinfectant
example of in killing germ. Result of reaction of obtained colour at attempt of
fenol different each other, there is turning yellow is, red, blue, brown
purple, white, grey, jingga and is blue of greenness. Reaction of public at
fenol is reaction of colour of Azo, reaction of reaction and marquis of
muhlimann.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fenol
atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki
bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki
sifat cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O
yang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya,
fenol bersifat lebih asam.
Hal
ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, dimana fenol dapat
melepaskan H+. Pada keadaan yang sama alkohol alifatik lainnya tidak
dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital
antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi
beban negative melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
1.2. Tujuan
Percobaan
Untuk
mengidentifikasi golongan fenol.
BAB II
DASAR TEORI
Fenol
atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki
bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki
sifat cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O
yang dapat dilarutkan dalam air (Arsyad, 2001).
Fenol
dibagi kedalam dua golongan. Fenol monovalent, yaitu fenol yang hanya mengikat
satu gugus hidroksil. Contoh: Phenol, o-Chorophenol, m-Cresol, p-Hydroxybenzoic
acid. Fenol sangat banyak pemanfaatannya dalam kehidupan sehingga disintesis
secara besar-besaran dalam industry atau ekstrak dari tumbuhan alam
(Williamson, 1990).
Fenol
merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan fenil dengan gugus hidroksil,
mudah larut dalam etanol dan eter. Dibanding dengan alkohol alifatik lainnya,
fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan
NaOH, dimana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang asam,
alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini
diakibatkan perlengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan
sistem aromatic, yang mendelokasasi beban negatif melalui cincin tersebut dan
menstabilkan anionnya (Bell, 1984).
Fenol
dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister
saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama
antiseptik dagang atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenil). Fenol juga
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
kloraseptik. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi
aspirin), dan lainnya. Fenol yang berkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran
kimiawi pada kulit yang terbuka (Warnen, 1999).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, lampu spiritus, spatel, cawan
porselen, kertas saring, rak tabung, dan penyepit tabung.
Bahan-bahan
yang digunakan adalah FeCl3, AgNO3, Fehling, HNO3,
NaOH, NaHCO3, HNO3, diazo, cuprifill, marquis, aqua brom,
molisch, CHCl3, Cu2O, HCl, Ag amoniakal, dan mayer.
2.2.Konstanta Fisik OH
1. Nipagin = metil paraben
Kelarutan : larut dalam air, etanol
Warna :
putih
Sifat :
anastetik COOCH3
2. Nipasol = propil
paraben
Tidik didih : 2700C
Titik lebur : 96-970C
COOC3H7
3. ∞ Napthol = Napth-1-ol
Titik didih : 2110C
Titik leleh : 1590C
Densitas : 1, 44 g/cm3
4. ρ
Napthol = Napth-2-ol
Titik lebur : 121-1230C
Bau :
bau lemah mirip fenol
5. Resorcin
= metadioybenzol OH
Titik lebur : 110-1130C
Kelarutan : mudah larut dalam air
OH
2.3.Cara
Kerja
1) Nipagin
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan nipagin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
ungu coklat
b. 1.
Dimasukkan nipagin pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan endapan putih
c. 1.
Dimasukkan nipagin pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna
biru blau
d. 1.
Dimasukkan nipagin pada tabung reaksi dan tambah HNO3
2. Dihasilkan warna
keruh
2) Nipasol
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
kuning-rose muda
3. Ditambah NaOH
4. Ditambah NaHCO3
5. Dihasilkan warna
kuning jingga
b. 1.
Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi
dan tambah millon
2. Dihasilkan warna
merah
c. 1.
Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi dan tambah HNO3
2. Dihasilkan warna
biru
d. 1.
Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna
jingga
e. 1.
Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
biru
3) ∞
Naphthol
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan Naphthol pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan (+) merah
3. Ditambah amylalkohol
4. Dihasilkan warna
tertarik
b. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan warna
hijau
c. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
hijau
d. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah millon
2. Dihasilkan
warna merah terang
e. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan endapan abu-abu
f. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah aqua brom
2. Dihasilkan warna
ungu
g. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah molisch
2. Dihasilkan cincin
ungu
4) ρ
Naphthol
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
biru
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan warna
biru tua
b. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna
merah
3. Ditambah amylalkohol
warna tertarik
c. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
kuning kehijauan
d. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan warna
mengendap
e. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan
warna putih lama-lama abu-abu
f. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah millon
2. Dihasilkan warna
kuning hijau
g. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan endapan
kehijauan
h. 1.
Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan endapan hijau
lemah
5) Resorcin
-
Reaksi Warna
a. 1.
Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan
warna ungu kotor kehitaman
3. Ditambah NH4OH
didapat warna kuning coklat
b. 1.
Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan
warna ungu kotor kehitaman
3. Ditambah HCl didapat
warna kuning
c. Reaksi
Carlety menghasilkan warna (+)
d. 1.
Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan warna
merah atas seperti susu
e. 1.
Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah air
2. Ditambah NaOH
3. Ditambah CHCl3
4. Dihasilkan warna
merah
5. Ditambah HCl sedikit
berlebih
6. Dihasilkan warna
kuning pucat
f. 1.
Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah 100 mg asam tartalat
2. Ditambah 10 gtt H2SO4
3. Dihasilkan warna
merah tua
g. 1.
Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah P DAB HCl
2. Dihasilkan warna
merah ungu lemah
h. 1.
Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi tambah Ag amoniakal
2. Dihasilkan warna
hijau coklat
i.
1. Dimasukkan resorcin pada tabung
reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna
merah bata
j.
1. Dimasukkan resorcin pada tabung
reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna
jingga
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.
Data Pengamatan
v Nipagin
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
|
Nipagin + FeCl3
Nipagin + AgNO3
Nipagin + fehling
Nipagin + HNO3
|
Ungu coklat
Putih
Biru blau
Kuning keruh
|
v Nipasol
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Nipasol + FeCl3 + NaOH + NaHCO3
Tidak berhasil
Nipasol + HNO3
Nipasol + diazo
Nipasol + cuprifill
|
Kuning-rose muda menjadi kuning
jingga
Warna tidak ada
Kuning
Kuning jingga
Biru
|
v ∞
Naphthol
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
∞ Naphthol + diazo + amylalkohol
∞ Naphthol + marquis
∞ Naphthol + FeCl3
∞ Naphthol + millon
∞ Naphthol + AgNO3
∞ Naphthol + aqua brom
∞ Naphthol + molisch
|
(+) merah warna tertarik
Hijau lemah ada serbuk mengapung
Hijau
Merah terang
Abu-abu
Putih larutannya ungu berlebih
Cincin ungu
|
v ρ
Naphthol
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
ρ
Naphthol + cuprifill + NaOH
ρ
Naphthol + diazo
ρ
Naphthol + FeCl3
ρ
Naphthol + mayer
ρ
Naphthol + AgNO3
ρ
Naphthol + Millon
ρ
Naphthol + fehling
ρ
Naphthol + marquis
|
Biru warna biru tua
Merah
Kuning kehijauan
Mengendap
Putih lama-lama abu-abu
Kuning hijau
Biru kehijauan
Hijau
|
v Resorcin
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Recorcin + FeCl3 + NH4OH
Resorcin + FeCl3 + HCl
Resorcin + marquis
Resorcin + air + NaOH + 1 gtt CHCl3
Resorcin + 100 mg asam tartalat + 10 gtt H2SO4(p)
Resorcin + DAB HCl
Resorcin + Ag amoniakal
Resorcin + fehling
Resorcin + diazo
|
Ungu kotor kehitaman menjadi
kuning coklat
Ungu kotor kehitaman menjadi
kunig
Merah coklat
Merah berubah menjadi kuning
pucat
Merah tua
Merah ungu lemah
Hijau kuning, coklat
Merah bata
Warna jingga
|
3.2.
Pembahasan
Pada
pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan fenol, membedakan fenol
monovalen dan polivalen serta reaksi-reaksi yang terjadi didalamnya. Pratikan
diberi 5 sampek analit yaitu, nipagin, nipasol, ∞ naphthol, ρ
naphthol dan resorcin untuk diidentifikasi secara kualitatif.
Pada percobaan ini, ketika 1 ml FeCl3
ditambahkan 10 ml air dan 1 ml fenol, larutan berubah menjadi ungu. Hal ini
disebabkan karena larutan FeCl3 bereaksi dengan fenol yang bersifat
asam, ketika dicampurkan dengan air yang
bersifat polar, sehingga terjadilah perubahan warna.
Identifikasi zat yang sehariusnya meliputi
reaksi warna, reaksi penggolongan, dan reaksi Kristal, akan tetapi identifikasi
yang dilakukan hanya reaksi warna dan penggolongan hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu pratikum dan kurang lengkapnya reagen yang tersedia.
Pada percobaan ini, antara nipagin,
nipasol, ∞ naphthol, ρ
naphthol, dan resorcin memiliki hasil yang berbeda-beda. Pada nipagin semua
reaksi warna menghasilkan warna yang diinginkan, sedangkan pada nipasol ada
reaksi yang tidak mendapatkan hasil yang sesuai yaitu antara percobaan yang
ditambah dengan millon tidak berhasil dan yang ditambah cuprifill hanya
menghasilkan warna biru bukan warna biru bargel, hal ini mungkin dikarenakan
reagen tidak bagus lagi. Begitu juga pada ∞ naphthol, ρ
naphthol, dan resorcin warna yang dihasilkan berbeda-beda.
BAB V
SIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun
simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
1. Pada
percobaan ini ada hasil yang tidak sesuai, mungkin karena reagen terkontaminasi
2. Fenol
memiliki dua jenis yaitu fenol monovalen dan fenol polivalen
3. Reaksi
warna pada percobaan yang dilakukan menghasilkan warna yang berbeda-beda
4.2. Saran
Pada
saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang
diinginkan. Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan fenol tersebut
secara benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Kochar,
S.P. dan B. Rossell. 1990. Detection
Estimation and Evaluation of Antioxidants in
Food System. Elsivier Applied Sciene; London
Miean,
K.H. 2001. Flavonoid Content of Edible
Tropical Plants. J. Of Agricultural; England
Nelson.
2003. Practical Organic Chemistry.
Longman Scientific.
GOLONGAN
ALKALOID
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pratikum kimia
farmasi yang berjudul Golongan Alkaloid pada tanggal 13 Juni 2011. Alkaloid
adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik dan mengandung atom N di
dalam intinya (pembawa sifat basa/alkalis). Golongan alkaloid yang di uji dalam
percobaan ini yaitu Theophylin, Coffein, Antalgin, Papaverin, Vitamin B1, INH,
dan Paracetamol. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada Theophylin dan
Coffein menggunakan reaksi murexid tetapi warna yang dihasilkan berbeda, pada
theophylin warna ungu muda sedangkan pada coffein warna ungu tua. Untuk antalgin,
papaverin, vitamin B1, INH, dan paracetamol tidak menggunakan reaksi murexid.
ABSTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy
entitling Faction of Alkaloid on 13 June 2011. Alkaloid is compound having
structure of heterosiklik and contain atom of N in its nucleus;core (carrier of
nature of basa / alkalis). Faction of Alkaloid which in test on trial that is
Theophylin, Coffein, Antalgin, Papaverin, Vitamin B1, INH, and
Paracetamol. Pursuant to identifying which is done at Theophylin and of Coffein
use reaction of murexid but yielded colour differ, at young purple theophylin
while at old purple coffein. For the antalgin, papaverin, vitamin B1,
INH, and paracetamol do not use reaction of murexid.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alkaloid
adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir
seluruh suatu golongan senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sebagian
besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan
monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.
Sifat
umum yang dimiliki oleh golongan senyawa alkaloid adalah basa dan berasa pahit.
Struktur golongan alkaloid amat beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit.
Alkaloid dapat dibagi atas 5 golongan berdasarkan lokasi atom nitrogen di dalam
struktur alkaloid yaitu :
a.
Alkaloid heterosiklis
b.
Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan
amina alifatis
c.
Alkaloid putressina, dan spermina
d.
Alkaloid peptida
e.
Alkaloid terpena
1.2. Tujuan
Percobaan
Untuk
mengidentifikasi golongan alkaloid
BAB II
DASAR TEORI
Alkaloid
telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama karena
pengaruh fisiologinya terhadap mamalia dan pemakaiannya di bidang farmasi,
tetapi fungsinya dalam tumbuhan hamper sama sekali kabur. Beberapa pendapat
kemungkinan perannya dalam tumbuhan sebagai berikut :
1. Alkaloid
berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat dalam hewan
(salah satu pendapat yang dikemukakan pertama kali).
2. Alkaloid
dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur, beberapa
alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangsang perkecambahan
yang lainnya menghambat.
3. Beberapa
alkaloid mungkin bertindak sebagai tendon penyimpanan nitrogen meskipun banyak
alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolism lebih lanjut meskipun sangat
kekurangan nitrogen.
4. Semula
disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar bersifat basa,
dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam
tumbuhan (Padmawinata, 1995).
Golongan
alkaloid adalah golongan senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik dan
mengandung atom N di dalam intinya. Sifat umum yang dimiliki oleh golongan
senyawa ini adalah basa, rasa pahit, umumnya berasal dari tumbuhan dan
berkhasiat secara farmakologis. Struktur golongan alkaloid amat beragam, dari
yang sederhana sampai yang rumit. Koniina dan nikotin adalah dua contoh yang
sederhana (Lexicons, 1896).
Senyawa
yang mengandung alkaloid lainnya adalah opium. Opium adalah getah mentah dari
polong biji tumbuhan opium. Jika getah ini dimurnikan, diperoleh dua alkaloid
penting, morfina dan kodeina yang dapat dipisahkan dalam bentuk murni. Morfina
adalah obat anti nyeri paling mujarab, banyak digunakan untuk mengatasi
kesulitan manusia. Kodeina adalah analgetika yang manjur dan penekan batuk.
Senyawa ini sejak lama dipakai sebagai obat batuk, tetapi telah diganti oleh
dekstrometorfan, alkaloid sintetik yang sama ampuhnya (Lide, 1981).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas ukur, rak
tabung, dan penyepit tabung.
Bahan-bahan
yang digunakan adalah CuSO4, FeCl3, HCl, Fehling,
HNO3, NaOH, K2Cr2O7, HNO3,
diazo, KMnO4, vanilin, metanol, KBrO3, CHCl3, K3Fe[CN]6,
dan air.
2.2.Konstanta Fisik
1. Theophylin = 1,3
dimethylsantin
Rumus molekul : C7H8N4O2
Massa molar : 180, 164 g/mol
CH3
2. Coffein
Rumus molekul : C8H10N4O2
Titik leleh : 227-2280C
Titik didih : 1780C
Densitas : 1,2 g/mol
3. INH
Rumus molekul :
C3H7N3O
Berat molekul :
137,14 g/mol
4. Paracetamol
Rumus molekul :
C8H9NO2
Berat molekul :
151,17 g/mol
5. Vitamin
B1
Rumus Molekul :
C12H17N4OS
Berat molekul : 300, 81 g/mol
a. Cara
Kerja
1) Theophylin
-
Reaksi warna
a. Reaksi
murexid menghasilkan ungu muda
b. Parri
menghasilkan warna violet
c. 1.
Dimasukkan theophylin pada tabung reaksi dan tambah pyramidin
2. Ditambah CuSO4
3. Dihasilkan warna
violet biru
d. 1.
Dimasukkan theophylin pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna
jingga
e. 1.
Dimasukkan theophylin pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
biru hijau
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan kembali
warna biru
2) Coffein
-
Reaksi warna
a. Reaksi
murexid menghasilkan warna ungu tua
b. Parri
menghasilkan warna biru tua
c. 1.
Dimasukkan coffein pada tabung reaksi dan tambah pyramidan
2. Ditambah CuSO4
3. Dihasilkan warna
hijau
3) Antalgin
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
ungu
b. 1.
Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah HCl
2. Ditambah NaNO3
sama banyak
3. Dihasilkan warna
biru kekuningan
c. 1.
Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan warna
ungu keruh gemerlap
d. 1.
Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna biru
e. 1.
Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan warna
putih
f. 1.
Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah HNO3
2. Dihasilkan warna
hijau kuning
4) Papaverin
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan endapan
putih kuning
b. 1.
Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan warna
ungu-coklat rose
c. 1.
Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan (-)
d. 1.
Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah H2SO4(P)
2. Dihasilkan warna
ungu (kadang-kadang hijau)
e. 1.
Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah HNO3(p)
2. Dihasilkan warna
kuning
f. 1.
Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah K3Fe[CN]6
2. Ditambah FeCl3
3. Dihasilkan warna
biru tua
5) Vitamin
B1
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah H2SO4
2. Dihasilkan berbusa
b. 1.
Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna
hijau
c. 1.
Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan warna
puthi kuning
d. 1.
Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah bouchardcat
2. Dihasilkan endapan
coklat
e. 1.
Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah dragendroff
2. Dihasilkan endapan
coklat
f. 1.
Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah nesler
2. Dihasilkan warna
kuning
g. 1.
Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan (-)
h. 1.
Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan larutan
putih
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan warna
tetap
i.
1. Dimasukkan Vit.B1 pada
tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna
kuning
3. Ditambah KMnO4
4. Dihasilkan warna
hijau tereduksi
j.
1. Dimasukkan Vit.B1 pada
tabung reaksi dan tambah air
2. Ditambah HCl
3. Ditambah K2Fe[CN]6
4. Ditambah NaOH
5. Ditambah isopropanol
6. Dihasilkan cincin
ungu
k. 1.
Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
hijau ada sedikit birunya
l.
1. Dimasukkan Vit.B1 pada
tabung reaksi dan tambah nesler
2. Dihasilkan warna
kuning hitam
6) INH
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah NaOH
2. Dihasilkan keluar NH3
b. 1.
Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
coklat merah, larutan kuning jingga
c. 1.
Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan warna
coklat hitam
d. 1.
Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan (+)
e. 1.
Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah reaksi korek api
2. Dihasilkan (+)
f. 1.
Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah DAB HCl
2. Dihasilkan warna
jingga kuning
g. 1.
Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah vanilin
2. Ditambah metanol
3. Ditambah HCl
4. Dihasilkan warna
kuning hijau spesifik
h. 1.
Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna
hijau lumut
i.
1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan
tambah KBrO3
2. Dihasilkan warna
kuning
j.
1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan
tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
ungu kekuningan
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan warna
kuning coklat
7) Paracetamol
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan paracetomal pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan hijau
biru hingga hijau kotor-coklat
b. 1.
Dimasukkan paracetamol pada tabung reaksi dan tambah HNO3
2. Dihasilkan warna
jingga
c. 1.
Dimasukkan paracetamol pada tabung reaksi dan tambah HNO3(p)
2. Dihasilkan warna
jingga (lama)
d. 1.
Dimasukkan paracetamol pada tabung reaksi dan tambah HCl
2. Ditambah NaNO3
3. Dihasilkan warna
kuning
4. Ditambah 1%
alfanaphthol dalam amoniak
5. Dihasilkan warna
merah
e. 1.
Dimasukkan paracetamol pada tabung reaksi dan tambah HCl
2. Ditambah 10 ml air
3. Ditambah K2Cr2O7
0,1 N
4. Dihasilkan warna
violet yang tidak berubah menjadi merah
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.
Data Pengamatan
v Theophylin
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
|
Theophylin + diazo B + NaOH
Theophylin + cuprifill + NaOH
|
(-) Jingga
Biru hijau kembali biru
|
v Coffein
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tidak ada bahan
|
Tidak ada hasil warna
|
v Antalgin
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Antalgin + FeCl3
Antalgin + HCl + NaNO2
Antalgin + AgNO3
Antalgin + Mayer
Antalgin + Diazo
Antalgin + HNO3(p)
|
Biru tua
Biru kekuningan
Ungu keruh
Putih
Biru
Hijau kuning
|
v Papaverin
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Papaverin + mayer
Papaverin + marquis
Papaverin + FeCl3
Papaverin + H2SO4(p)
Papaverin + HNO3
Papaverin + K3Fe[CN]6 + FeCl3
|
Putih kuning
Ungu coklat rose
(-)
Ungu
Kuning
Hijau lumut
|
v Vitamin
B1
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Vitamin B1 + H2SO4
Vitamin B1 + fehling
Vitamin B1 + mayer
Vitamin B1 + Bouchardrat
Vitamin B1 + FeCl3
Vitamin B1 + AgNO3
Vitamin B1 + diazo + KMnO4
Vitamin B1 + air + HCl + K3Fe[CN]6
+ NaOH + isopropanol
Vitamin B1 + cuprifill
Vitamin B1 + nesler
|
Berbusa
Biru
Putih kuning
Coklat
(-)
Putih
Kuning menjadi tidak berwarna
hijau
Membentuk cincin tidak berwarna
ungu
Hijau
Tidak ada hasil
|
v INH
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
INH + NaOH
INH + FeCl3
INH + fehling
INH + AgNO3
INH + reaksi korek api
INH + DAB HCl
INH + vanillin + methanol + HCl
INH + fehling
INH + KBrO3
INH + cuprifill + NaOH
|
Keluar NH3
Coklat merah
(+)
Coklat hitam
(+)
Jingga kuning
Kuning hijau
Hijau lumut
Kuning
Biru menjadi kuning coklat
|
v Paracetamol
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Paracetamol + FeCl3
Paracetamol + HNO3
Paracetamol + HNO3(p)
Paracetamol + HCl + NaNO2 + 1% alfa
naphthol dalam amoniak
Paracetamol + HCl + 10 ml air + K2Cr2O7
0,1 N
|
Biru hijau kotor
Jingga
Jingga
Kuning menjadi merah
Violet
|
3.2.
Pembahasan
Pada
pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan alkaloid. Golongan
alkaloid tersebut yaitu theophylin, coffein, antalgin, papaverin, vitamin B1,
INH, dan paracetamol.
Pada
golongan alkaloid ini dihasilkan reaksi warna yang berbeda-beda, dan ada yang
berhasil maupun tidak. Untuk identifikasi reaksi warna pada theophylin, pada
percobaan ini hanya 2 reaksi yang berhasil yaitu pada saat penambahan cuprifill
dan diazo, selain itu tidak ada hasil disebabkan karena tidak tersedianya
reagen.
Untuk
identifikasi coffein sama sekali tidak tersedia reagen. Antalgin, papaverin,
vitamin B1, INH, dan paracetamol reaksi warna yang dihasilkan juga
berbeda-beda. Antalgin ditambah dengan Diazo menghasilkan warna biru sedangkan
Vitamin B1 ditambah dengan Diazo menghasilkan warna kuning. Papaverin ditambah
dengan FeCl3 menghasilkan (+), INH ditambah dengan FeCl3
menghasilkan warna coklat merah, dan paracetamol ditambah dengan FeCl3
menghasilkan warna hijau biru. Ketika penambahan antara reagen diazo dan reagen
FeCl3 sangat jelas terlihat perbedaan antara warna-warna yang
dihasilkan golongan alkaloid tersebut.
BAB V
SIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun
simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
1. Pada
percobaan ini ada hasil yang didapat ada juga yang tidak didapat.
2. Golongan
alkaloid yang diidentifikasi yaitu Theophylin, coffein, antalgin, papaverin,
vitamin B1, INH, dan paracetamol.
3. Reaksi
warna pada percobaan yang dilakukan menghasilkan warna yang berbeda-beda.
4.2. Saran
Pada
saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang
diinginkan. Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan alkaloid tersebut
secara benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Hesse, 1981. Reaksi Anhidrida Dengan Air. Erlangga;
Jakarta
Lide,
1981. Hand Book of Chemistry and Physics. Crs.Press; Jakarta
Lexicons,
1986. The Historical Background of
Chemistry. Press; Semarang
Rusdi,
1969. Kimia Farmasi. Erlangga;
Jakarta
GOLONGAN
BARBITAL
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pratikum kimia
farmasi dengan judul golongan barbital pada tanggal 20 Juni 2011. Barbital
merupakan golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil kondensasi ester etil
dari asam dietilmalonal dan ureum. Berdasarkan hasil reaksi warna yang
dilakukan menghasilkan warna yang berlainan. Warna yang diperoleh yaitu pada
cuprifil warna biru, menggunakan parri warna ungu, fehling warna biru, dan menggunakan
mayer warna kuning lemah.
ABSTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy
with faction title of barbital on 20 June 2011. Barbital represent barbiturate
faction having the core of result of ethyl ester condensation of acid of
dietilmalonal and of ureum. Pursuant to result of reaction of colour which is
yield different colour. obtained colour that is at blue colour cuprifil, using
purple parri, blue colour fehling, and use colour mayer turn yellow to weaken.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ada
beberapa golongan zat yang dimasukkan dalam kelompok sedativa hipnotika yaitu
barbiturate, zat yang mirip barbiturate (barbiturate-like substance),
benzodiazepin, karbonat, kloralhidrat, dan paraldehida. Zat-zat tersebut di
atas berbeda kerja farmakologik, onset, maupun lama bekerjanya, tetapi diantara
mereka terdapat toleransi silang dan ketergantungan silang. Juga terdapat
toleransi dan ketergantungan silang dengan alkohol.
Barbiturat
mempengaruhi sistem saraf pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan tergantung
pada dosisnya, efeknya dapat bertahan antara tiga hingga enam jam. Barbiturat
dapat menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental
ketidakbahagiaan juga dapat diakibatkan oleh barbiturate.
Dosis
yang tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematiaan.
Kematiaan akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis
yang berbahaya sangat dekat dengan dosis normal yang aman. Risiko menggunakan
barbiturate juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan. Tubuh dapat dengan
cepat menjadi toleran terhadap barbiturate yang mengakibatkan ketergantungan
fisik dan mental.
1.2. Tujuan
Percobaan
Untuk mengidentifikasi
golongan barbital.
BAB II
DASAR TEORI
Barbital
adalah golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil kondensasi ester etil dari
asam dietilmalonal dan ureum. Barbital digunakan sebagai obat hipnotik,
antikonvulsan, dan anastetik dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat
lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam pelarut-pelarut
nonpolar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat lipofiliknya, barbiturate
mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan meningkatnya
sifat lipofilik ini maka efeknya dan kerjanya dipercepat (Nuraini, 1988).
Barbital
merupakan derivate dari asam barbiturate. Asam barbiturate adalah zat induk
barbital-barbital yang sendirinya tidak
bersifat hipnotik. Sifat ini baru muncul jika atom-atom hydrogen pada
atom C5 dari inti pirimidinnya digantikan oleh ggugusan alkil. Barbiturat
mempunyai inti hasil kondensasi etilester dan asam dietilmalonal (Anief, 2004).
Barbiturat
digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur.
Barbiturat mempunyai sistem saraf pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan
tergantung pada dosisnya, efeknya dapat bertahan antara tiga hingga enam jam.
Barbiturat dapat menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan
kebingungan. Dosis yang tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan
dan kematiaan (Tjay, 2002).
Kematian
akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis yang
berbahaya takarannya sangat barbiturate dikonsumsi bersamaan dengan alkohol.
Risiko penggunaan barbiturate juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan.
Tubuh dapat dengan cepat menjadi toleran terhadap barbiturate yang
mengakibatkan ketergantungan fisik dan mental (Nicol, 1997).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, lampu spiritus, rak tabung,
dan penyepit tabung.
Bahan-bahan
yang digunakan adalah luminal, FeCl3, alkohol, cuprifill,
fehling, AgNO3, dan mayer.
2.2.Konstanta Fisik
1. Barbital
Rumus molekul : C8H12N2O3
Massa molar : 184, 193 g/mol
O
2. Luminal
Rumus molekul : C12H17N2O3Na
BM :
232,24
a. Cara
Kerja
1) Luminal
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna (-)
3. Ditambah alkohol
4. Dihasilkan warna
jingga
b. 1.
Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah parri
2. Dihasilkan warna (+)
ungu
c. 1.
Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
biru bergelatin
d. 1.
Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna
bitu spiritus
e. 1.
Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan warna
biru putih
f. 1.
Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan warna
kuning lemah
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.
Data Pengamatan
v Luminal
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Luminal + FeCl3 + alkohol
Luminal + cuprifill
Luminal
+ parri + Co(NO3)2
Luminal + fehling
Luminal + AgNO3
Luminal + mayer
|
(+) Jingga kuning
Biru
Ungu
Biru spiritus
Putih
Kuning lemah
|
3.2.
Pembahasan
Pada
pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan barbital. Barbital
merupakan psikotropika golongan IV. Psikotropika termasuk golongan obat keras,
sehingga dalam kemasannya memiliki tanda yang sama dengan obat keras. Dan
penyerahannya harus dengan resep dokter. Tanda khusus obat psikotropik sama
dengan tanda khusus obat keras yaitu lingkaran berwarna merah dan garis tepi
berwarna hitam dengan huruf K didalamnya yang menyentuh garis tepi.
Hasil
percobaan reaksi warna yang dilakukan meghasilkan warna yang berbeda. Pada saat
penambahan FeCl3 menghasilkan warna jingga, ditambah cuprifill
menghasilkan warna biru, ditambah parri menghasilkan (+) ungu, ditambah fehling
menghasilkan warna biru, ditambah AgNO3 menghasilkan warna putih dan
ketika ditambah dengan mayer menghasilkan warna kuning lemah.
BAB V
SIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun
simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
1. Pada
percobaan ini yang diidentifikasi adalah luminal.
2. Golongan
barbital ini merupakan golongan psikotropika.
3. Reaksi
warna pada percobaan yang dilakukan menghasilkan warna berbeda.
4.2. Saran
Pada
saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang
diinginkan. Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan barbital tersebut
secara benar dan tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anief,
Moh. 2004. Penggolongan Obat. UGM
Press; Yogyakarta
Nicol,
Rosemary. 1997. Tidur Nyenyak Tanpa Obat.
Penerbit Arcan; Jakarta
Nuraini,
1988. Obat-Obatan. Kanisius; Jakarta
Tjay,
Tanhoan. 2002. Obat-Obat Penting. PT.
Elex Media; Jakarta
ANTIBIOTIK
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pratikum
kimia farmasi dengan judul antibiotik pada tanggal 04 Juli 2011. Antibiotik
adalah zat antibakteri yang bias menghambat atau bahkan membunuh
perkembangbiakan bakteri. Antibiotik yang diidentifikasi pada percobaan ini
adalah golongan tetrasiklina, kloramfenikol, dan golongan glukosida antibiotik.
Berdasarkan hasil reaksi warna yang dilakukan pada percobaan ini, tetrasiklina,
kloramfenikol, dan golongan glukosida antibiotik menghasilkan warna yang
beragam, untuk tetrasiklina ada warna kuning, merah, dan biru hitam, untuk
kloramfenikol ada warna orange, biru tua, dan abu-abu, dan untuk golongan
glukosida antibiotik ada warna coklat merah, ungu, dan abu-abu coklat.
ABSTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy
with antibiotic title on 04 July 2011. Antibiotic is antibakteri which is
diffraction pursue or even kill propagation of bacterium. Antibiotic identified
at this attempt is faction of tetrasiklina, kloramfenikol, and faction of
glukosida antibiotic. Pursuant to result of reaction of conducted colour at
this attempt, tetrasiklina, kloramfenikol, and faction of glukosida antibiotic
yield immeasurable colour, for tetrasiklina there is colour turn yellow, redly,
and black blue, for kloramfenikol there is colour of orange, dark blue, and
grey, and for the faction of antibiotic glukosida there is red brown, purple,
and is grey of chocolate.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Antibiotik adalah zat kimia, biasanya
digunakan pada hewan dan obat manusia dan hortikultura, yang mungkin telah
diproduksi langsung dari atau sintetik turunan hidup dengan tujuan untuk membunuh atau menghentikan pertumbuhan
beberapa mikroorganisme yang sensitif yang terkadang menyebabkan infeksi
spesifik pada organisme.
Antibiotik
dan infeksi merupakan masalah terbanyak yang dihadapi oleh negara yang sedang
berkembang, termasuk Indonesia. Jumlah korban yang meninggal karena infeksi
masih menduduki peringkat teratas di antara penyakit-penyakit yang menyerang
penduduk Indonesia. Antibiotik merupakan kelompok obat yang paling sering
dan terbanyak digunakan untuk memerangi penyakit-penyakit di Indonesia.
1.2. Tujuan
Percobaan
Untuk
mengidentifikasi golongan antibiotik.
BAB II
DASAR TEORI
Antibiotik
adalah zat antibakteri yang bias menghambat atau bahkan membunuh
perkembangbiakan bakteri. Penisilin adalah antibiotik pertama yang ditemukan
Ilmuwan Inggris, Alexander Fleming pada tahun 1928. Sebelum tahun ditemukannya
antibiotik, jutaan manusia meninggal dunia hanya karena infeksi-infeksi ringan
yang pada saat itu sangat mudah disembuhkan melalui bantuan obat antibiotik
(Black, 1999).
Berdasarkan
sifatnya antibiotik dibagi menjadi dua, antibiotik yang bersifat bakterisidal
yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri dan antibiotic yang
bersifat bakteriostatik yaitu antibiotic yang bekerja menghambat pertumbuhan
atau multiaplikasi bakteri. Berdasarkan atas asal derivatnya, yaitu derivate
asam amino, derivate asam asetat dan derivate metabolism karbohidrat (Sucipto,
2008).
Tetrasiklin
merupakan salah satu obat antimikroba yang menghambat sintesis protein mikroba.
Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Obat golongan ini
digunakan untuk mengobati infeksi (Craig,1998).
Golongan
kloramfenikol digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak
efektif bila diobati dengan antibiotik yang kurang efektif. Contoh obatnya
adalah kloramfenikol yang tidak berbau tetapi rasa sangat pahit (Ansel, 1989).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, dan penyepit tabung.
Bahan-bahan
yang digunakan adalah H2SO4, marquis, frohde, vittalli, nesler,
millon, NaOH, , Cu(NO3)2, CHCl3,
ammonium molybdat, dan cuprifill.
2.2.Konstanta
Fisik
1. Tetrasiklina
= Ambramycin = Achromycin
2. Kloramfenikol
OH CH2OH
C C N C
CCl2
H H H H
3. Eritromisina
2.3.Cara
Kerja
1)
Tetrasiklina
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah H2SO4
2. Dihasilkan merah
ungu
3. Ditambah air
4. Dihasilkan warna
kuning tua
b. 1.
Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan warna
merah anggur
c. 1.
Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah frohde
2. Dihasilkan merah
anggur
d. 1.
Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah vittalli
2. Dihasilkan kuning
coklat
e. 1.
Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah nesler
2. Ditambah KOH
3. Dihasilkan kuning
coklat
f. 1.
Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah millon
2. Dihasilkan rose
(aduk,coklat)
g. 1.
Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah ammonium
Molibdat
2. Dihasilkan biru
bitam
2) Kloramfenikol
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah NaOH
2. Dihasilkan warna
orange merah
b. 1.
Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna
biru tua dipanaskan warna merah bata
c. 1.
Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah nessler
2. Dihasilkan warna abu-abu
d. 1.
Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah H2SO4
2. Ditambah 1 gtt
difenilamin dalam alkohol
3. Dihasilkan warna
biru
e. 1.
Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah pyridine
2. Ditambah KOH
3. Dipanaskan lalu
didinginkan, lapisan pyridin
4. Dihasilkan warna
merah frambos
f. 1.
Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi
2. Ditambah 5 gtt Cu(NO3)2
amoniakal
3. Dihasilkan warna
abu-abu coklat
3) Eritromisina
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan eritromisina pada tabung reaksi dan tambah H2SO4
2. Dihasilkan warna
coklat merah
b. 1.
Dimasukkan eritromisina pada tabung reaksi dan tambah nessler
2. Dihasilkan warna
abu-abu hitam
c. 1.
Dimasukkan eritromisina pada tabung reaksi dan tambah aseton
2. Ditambah 2 ml HCl
3. Dihasilkan warna
jingga berubah menjadi merah
4. Ditambah 2 ml CHCl3
kocok
5. Dihasilkan warna
ungu
d. 1.
Dimasukkan eritromisina pada tabung reaksi
2. Ditambah 5 gtt Cu(NO3)2
ammoniakal
3. Dibiarkan 5 detik
4. Dihasilkan warna abu-abu coklat
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.
Data Pengamatan
v Tetrasiklina
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Tetrasiklina + H2SO4 + air
Tetrasiklina + marquis
Tetrasiklina + frohde
Tetrasiklina + vittalli
Tetrasiklina + nesler + KOH
Tetrasiklina + millon
Tetrasiklina + ammonium molibdat
|
Kuning
Kuning jingga
Merah anggur
Tidak ada hasil
Coklat hitam
Rose (aduk, coklat)
Merah coklat
|
v Kloramfenikol
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Kloramfenikol + NaOH
Kloramfenikol + cuprifill
Kloramfenikol + nessler
Kloramfenikol + H2SO4 + 1
gtt difenilamin dalam alkohol
Kloramfenikol + pyridine + KOH
Kloramfenikol + 5 gtt Cu(NO3)2
amoniakal
|
Orange merah
Biru tua dipanaskan merah bata
Abu-abu
Biru
Merah frambos
Abu-abu coklat
|
v Eritromisina
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
|
Eritromisina + H2SO4
Eritromisina + nessler
Eritromisina + aseton + 2 ml HCl + CHCl3
Eritromisina + 5 gtt Cu(NO3)2
amoniakal
|
Coklat merah
Abu-abu hitam
Jingga menjadi merah lalu ungu
Abu-abu coklat
|
3.2.
Pembahasan
Pada
pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi antibiotik. Antibiotik tersebut
yaitu golongan tetrasiklina, kloramfenikol, dan golongan glukosida antibiotik. Antibiotik
merupakan antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada tubuh.
Hasil
percobaan reaksi warna yang dilakukan pada antibiotik ini, berbeda-beda, pada
saat penambahan frohde pada tetrasiklina menghasilkan warna merah anggur,
kloramfenikol ditambah dengan NaOH menghasilkan warna orange, eritromisina
ditambah dengan H2SO4 menghasilkan warna coklat merah.
Tertrasiklina,
kloramfenikol, dan eritromisina memiliki fungsi yang sama yaitu digunakan
sebagai obat antimikroba, tetapi cara kerjanya memiliki perbedaan.
Kloramfenikol ini rasanya sangat pahit, tetrasiklina biasa digunakan untuk obat
infeksi.
BAB V
SIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun
simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
4. Pada
percobaan ini hasil yang didapat dari reaksi warna sangat terlihat perbedaan
warna antara tetrasiklina, kloramfenikol, dan eritrimisina
5. Antibiotik
merupakan antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada tubuh
6. Tetrasiklina,
kloramfenikol, dan eritromisina fungsi utamanya sebagai obat infeksi
4.2. Saran
Pada
saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang
diinginkan. Selain itu juga dapat mengidentifikasi antibiotik tersebut secara
benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,
H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi. Edisi IV; Jakarta.
Black,
J.G. 1999. Microbiology Principles and
Exploration. Prentice Hall International, Inc; New Jersey.
Craig,
W.A. 1998. Choosing An Antibiotic On The
Basic of Pharmacodynamics. Ear
Nose Throat J; New England.
Sucipto,
2008. Penuntun Pratikum Mikrobiologi
Farmasi. Jurusan Biologi FMIPA UNUD.
GOLONGAN
SISA
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pratikum
kimia farmasi dengan judul golongan sisa pada tanggal 04 Juli 2011. Golongan
sisa yang diidentifikasi pada percobaan ini adalah vitamin B6 dan
Vitamin C (Asam askorbat). Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh. Berdasarkan
hasil reaksi warna yang dilakukan pada percobaan ini, vitamin B6 dan
vitamin C ketika ditambah dengan KMnO4 menghasilkan warna berbeda,
pada vitamin B6 warna coklat merah dan vitamin C warna putih.
ABSTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy
with faction title of rest of on 04 July 2011. Faction of rest of identified at
this attempt is vitamin of B6 and Vitamin C (sour askorbat). Vitamin
very required by body. Pursuant to result of reaction of conducted colour at
this attempt, vitamin B6 and vitamin C when added with KMnO4 yield
colour differ, at vitamin B6 red brown and vitamin C white colour.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Vitamin
adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi
untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia,
hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada
tubuh kita.
Nama Vitamin sendiri berasal
dari gabungan kata bahasa Latin yaitu vita yang artinya “hidup” dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N),
karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak
vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi
(ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh
untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
1.2. Tujuan
Percobaan
Untuk
mengidentifikasi golongan antibiotik.
BAB II
DASAR TEORI
Vitamin adalah zat pengatur yang
dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan salah satu vitamin bisa menimbulkan penyakit.
Penyakit akibat kekurangan salah satu vitamin disebut avitaminosis. Jenis
vitamin berdasarkan kelarutannya ada dua macam, yaitu vitamin yang larut dalam
air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air hanya ada
dua yaitu Vitamin B dan C. Sedangkan vitamin A, D, E, dan K, mereka larut dalam
lemak (Tarrant, 1989).
Cara kerja
vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air berbeda.
Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh (Kirana, 1978).
Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh (Kirana, 1978).
Vitamin yang
larut dalam air : Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin
larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan
segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh
tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke
seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang
tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin
larut air secara terus-menerus (Mardjono, 2007).
Vitamin
B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang
esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu
senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur
sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin
ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya
bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah
didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung,
kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia (Robert, 1977).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, dan penyepit tabung.
Bahan-bahan
yang digunakan adalah FeCl3, diazo A, diazo B, AgNO3,
KBrO3, KMnO4, fehling, cuprifill, NaOH, alkohol, Na2CO3, K3Fe(CN)6,
CuSO4, air, parri, NH4OH, dan NaOH.
2.2.Konstanta
Fisik
1. Vitamin
B6 = Peridoksina Hidroklorida = Ademin
CH2OH
HO CH2OH
CH3
N
2. Vitamin C
2.3.Cara
Kerja
1)
Vitamin B6
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan merah
darah
b. 1.
Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah diazo A
2. Ditambah diazo B
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan kuning
jingga merah
c. 1.
Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Ditambah NaOH
3. Dihasilkan warna
putih
d. 1.
Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah KBrO3
2. Dihasilkan coklat
merah
e. 1.
Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah KMnO4
2. Dihasilkan coklat
merah
f. 1.
Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan biru hijau
2)
Vitamin C (asam askorbat)
-
Reaksi warna
a. 1.
Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna
ungu
b. 1.
Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna ungu
coklat ada hijaunya
c. 1.
Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah NaOH
2. Ditambah luff
3. Dihasilkan merah bata
d. 1.
Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah fehling A dan B
2. Dihasilkan merah
bata
e. 1.
Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah alkohol
2. Ditambah parri
3. Ditambah NH4OH
4. Dihasilkan warna
violet
f. 1.
Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah larutan iod
2. Dihasilkan warna
hilang
g. 1.
Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah KMnO4
2. Dihasilkan warna
putih
h. 1.
Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah Na2CO3
2. Ditambah FeSO4
3. Dihasilkan ungu
i.
1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi
dan tambah 1 gtt K3Fe(CN)6
2. Ditambah FeCl3
3. Dihasilkan warna
biru muda
j.
1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi
dan tambah NaOH dalam air
2. Ditambah CuSO4
3. Dihasilkan warna
jingga
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.
Data Pengamatan
v Vitamin
B6
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Vitamin B6 + FeCl3
Vitamin B6 + diazo A + diazo B + NaOH
Vitamin B6 + AgNO3 + NaOH
Vitamin B6 + KBrO3
Vitamin B6 + KMnO4
Vitamin B6 + fehling
|
Merah bata
Kuning jingga
Putih
Coklat merah
Coklat merah
Biru hijau
|
v Vitamin
C
No.
|
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Vitamin C + FeCl3
Vitamin C + cuprifill
Vitamin C + NaOH + luff
Vitamin C + fehling A + fehling B
Vitamin C + alkohol + parri + NH4OH
Vitamin C + larutan iod
Vitamin C + KMnO4
Vitamin C + Na2CO3 + FeSO4
Vitamin C + 1 gtt K3Fe(CN)6
+ FeCl3
Vitamin C + NaOH + CuSO4
|
Ungu
Ungu coklat
Merah bata
Merah bata
Violet
Warna hilang
Putih
Ungu
Biru muda
Jingga
|
3.2.
Pembahasan
Pada
pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan sisa. Golongan sisa tersebut
yaitu vitamin B6 dan vitamin C (asam askorbat). Vitamin B6, atau
dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi
pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A
yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam
lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid.
Vitamin
C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam
tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan
protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong
lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal
berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan
sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu
menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit
degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan
dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh,
seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi
pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme
patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran
tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga
dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C
yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran
pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.
Dari
hasil percobaan yang diperoleh reaksi warna pada vitamin B6 dan vitamin C
menghasilkan warna yang tidak sama salah satu contohnya yaitu pada saat
penambahan FeCl3. Untuk vitamin B6 menghasilkan warna merah darah,
sedangkan untuk vitamin C menghasilkan warna ungu.
Sifat
vitamin B6 adalah tidak berbau, rasa pahit, mudah larut dalam air, dan sukar
larut dalam alkohol. Dan sifat vitamin C adalah tidak berbau, rasa asam,
memiliki pH rendah, mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, dan
merupakan reduktor kuat.
BAB V
SIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun
simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
1. Vitamin
merupakan adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan
sangat dibutuhkan oleh tubuh.
2. Reaksi
warna pada percobaan yang dilakukan menghasilkan warna yang tidak sama.
3. Penambahan
FeCl3 pada vitamin B6 warnanya merah sedangkan untuk vitamin C
warnanya ungu.
4.2. Saran
Pada
saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang
diinginkan. Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan sisa tersebut
secara benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Kirana,
1978. Obat-Obat Penting. Edisi V. PT
Elex Medya Komputinna; Jakarta
Mardjono,
2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi
V. Jaya Baru; Jakarta
Robert, W.M. 1977.
Biokimia. Airlangga University Press;
Semarang
Tarrant, 1989. Basic Collage Chemistry. Harper and Row Publisher;
London
LAMPIRAN
PEREAKSI
AQUA BROMATA
Sampel
+ air (dilarutkan) atau HCl 0,5 N + Aqua bromata
BELLSTEIN
Kawat Cu (kawat tembaga
dibersihkan) lalu dicelupkan dalam zat atau sampel dan dibakar nyala hijau
CARLETTY
Asam oksalat + Resorcin + sampel + H2SO4 ungu merah
Syarat : sampel harus kering bebas
kecil
CUPRIFILL – CHEIN & KAO
Cuprifill :
Beberapa
tetes sampel + beberapa tetes CuSO4 1% + NaOH 4 N kocok, amati warna
larutan
Chein
& KAO
Larutan sampel dalam
air + 1 tetes larutan CuSO4 + 1 ml NaOH 4 N ungu. Bila dikocok dengan eter jadi
ungu merah
P – DAB HCl
Sampel padat + DAB – HCl
DIAZO (KING)
Sampel Diazo 2 A + Diazo B (1:1) terjadi warna jingga lalu merah
REAKSI KING
Sampel + campuran Diazo A 4 tetes dan Diazo B 1
tetes merah intensif
ESTERIFIKASI
Sampel + etanol + H2SO4
pekat panaskan atas tabung, letakkan kapas yang telah dibasahi bau
FEHLING
Sampel + fehling A dan fehling
B sama banyak, dipanaskan beberapa menit kuning merah bata.
Beberapa
ada yang sudah positif tanpa dipanaskan
FROHDE
Sampel + pereaksi frohde
INDOPHENOL
Sampel dalam tabung
reaksi + 2 ml air panaskan + 2 tetes NaOH + 2 mk kaporit dan 1 tetes phenol
liq warna
Sampel + HCl (1) tetes
phenol liq + Na hypochlarit, panaskan dengan NH4OH warna
KBrO3
Sampel dalam H2SO4 4 N + 1 tetes
KBrO3 warna
BOSMAN
Larutan zat + H2SO4
(1) + KMnO4 dikocok dengan kloroform violet lama-lama
Coklat
REAKSI KOREK API
Batang korek api
dicelupkan dalam sampel dan dalam HCl (1) lalu dibasahi dengan HCl(p) warna
Batang korek api
dibasahi dengan HCl(p), keringkan lalu celupkan dengan larutan zat
dalam HCl(p) warna
kkorek api jingga merah
MARQUIS
1 tetes formalin + 20 tetes H2SO4(p)
MUREXIDE
Sampel + KClO3/H2O2
+ HCl didinginkan, lalu
tiupkan uap NH4OH/NH4OH (1) ungu
PARRI
Sampel + Co(NO3)2 ditiup dengan ammonia ungu
ZWIKER
Sampel + 2 ml Zwiker diamkan warna
NESSLER
KI dalam 5 cc air + HgI2
(1:20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar